Puisi Subscribe to Puisi
Sastra Indonesia: “Sajak Sebatang Lisong”
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur...
Masakre ‘66 – JJ.Kusni
pernah di sungai ini tiap hari bangkai-bangkai
mengapung hanyut ke muara
ikan terpancing di dalam perut menyimpan jari-jari
penduduk sungai menunggu langit mencurahkan hujan
melerai dahaga menanak nasi
pernah di sebuah kota pulau merica
kepala komunis dipancung orang mainkan jadi...
“Nawang Wulan” Karya: Cecep Syamsul Hari
Dua puluh tahun kemudian
Nawang Wulan terlihat keluar dari keriuhan
Carrefour, mendorong kereta belanjaan
dan menuntun seorang anak umur sepuluh tahunan
Di depan kasa
dikeluarkannya kartu Visa
Rambutnya pendek sekali sekarang
dicat warna biru, hijau dan pirang
Tubuh yang dulu berhias...
Cemara Laut
Buat D. Zawawi Imron
Langit semerah saga
Membayang pada pasir pantai
Ketika rumpun-rumpun cemara
Menjadi pertapa
Di pantai terlarang
Ketika bongkahan karang hitam
Tak lekang
Tapi juga tak kekal
Cemara menyimpan warna bulan
Di rumpun-rumpunnya yang rimbun
Seperti ingin menciptakan...
Malam Cahaya Lampion
Lampion. Tarian naga bersayap
di tanah ini. Tanah hidupku
Tempat angin pertama menyentuh.
Matamukah setajam silet
mengulitiku. Kesurupan
Atau mabukkah kau? Benamkan
kepalamu. Bayangkan
kita dikuliti bumi
Dan semut-semut bersarang
di liang mata
Tubuh tak kekal
Jiwa diterbangkan...
Nawang Wulan
(Yang Melindungi Bumi dan Padi)
Jangan bicara denganku dengan bahasa dunia
Aku dari sorga
Jangan sentuh tubuhku dengan tubuh berdosa
Aku dari sorga
Sambut aku dengan bunga
Itu darah dari duka dan cinta
Bunga buat bayi yang baru lahir dari rahim ibu
Bunga buat kekasih yang manis merindu
Bunga...
Bunga dan Tembok
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kaukehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah
seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kaukehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi
seumpama bunga
kami adalah bunga yang
dirontokkan...
Kenapa Kau Tolak CintaKu, Dayang Sumbi?
-untuk Acep Zamzam Noor
darah anjing jantan
yang dulu membakar
bawah pusarmu
darah itulah sekarang
membakar bawah pusarKu!
dayang sumbi,
bukankah kulakukan
semua yang kau minta kulakukan!
kutebang hutan rimba
kucipta telaga dari yang tak ada
bahkan kubuatkan kau
perahu kayu
untuk...
Orang-Orang Miskin
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah...
Terbaru
Bincang Buku Puisi Playon karya F Aziz Manna
Bincang Novel MOEMIE Gadis Berusia Seratus Tahun Karya Marion Bloem
"Oleh-Oleh dari UWRF 2016"
Sastra Indonesia Bagi Berthold Damshäuser: yang dipandang dan yang memandang
Lomba Cerpen & Karya Ilmiah Popular se-Malang Raya
Diskusi Buku "Serdadu Belanda di Indonesia, 1945-1950"
Kudap Buku dan Film Kafe Pustaka
Pameran Puisi dan Keroncong Kemerdekaan
Kudap Buku Kafe Pustaka Bersama Sigit Susanto