Pandangan Arif Budiman Terhadap Kritik Sastra

Sastra Indonesia | Kritik (sastra) berasal dari kata krites (Yunani kuno) yang berarti ‘hakim’. Krites sendiri semula berasal dari krinein ‘menghakimi’. Selanjutnya krtikos pada mulanya di gunakan pada kaum ahli tata bahasa (bangsawan) atau kaum gramatikos pimpinan Aritachos...

Kecerobohan Sang Kritikus atau Plagiarisme Sang Penyair Nobel?

Dalam bukunya yang berjudul Octavio Paz, Puisi dan Esai Terpilih, diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya, pada sub-kumpulan Puisi-Puisi (1995-1996), Arif Bagus Prasetyo mencantumkan sebuah puisi yang berjudul Nyanyian Diri: Mungkin aku bisa berkelok untuk hidup bersama satwa, Mereka...

“TENGGELAM” dalam Tafsir Heryus Saputro

TENGGELAM Aku tenggelam Di sungai matamu Yang mengalir Dan menyeretku Sampai ke hilir tangis 12.03.12 Hal pertama yang menggelitik saya saat  membaca puisi bertanggal 12.03.12 ini, adalah cara Hardia Rayya menulis (atau mengetik) puisi lima baris ini, di mana  tiap baris (hanya)...

Sastrawan Sebagai Pencuri: Tanggapan Untuk Penyair Sitok Srengenge

Dalam sebuah ceramah T.S. Eliot tentang Kebudayaan Eropa (dalam buku The Idea of Christian Society) dibabarkan tentang generasi emas sastra Eropa, yang ternyata beroleh energi vitalnya justru ketika masuk dan merembesnya pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan (sastra) luar, diantaranya...

Memindai Inner Beauty Joko Pinurbo

Dengan ini saya nyatakan: saya temukan inner beauty Joko Pinurbo. Setelah beberapa saat. Sebelum terlalu jauh, perlu saya tegaskan dulu: yang saya temukan adalah inner beauty, atau kecantikan dalamiyah. Untuk lebih jelasnya, mari: Sebelum, saya ingin bertanya: Apa yang menarik...
© 2013. Indonesia Sastra Media.  |  Kembali ke atas